Merokok ganja telah diketahui memiliki banyak dampak negatif. Salah satunya, berisiko meningkatkan stroke.
Banyak pula yang meyakini, kandungan zat narkotika dalam ganja bisa membuat para pemakainya mengalami euforia. Namun, di balik efek negatifnya, merokok ganja juga bisa memberi dampak positif.
Seperti diberitakan Daily Mail, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam The American Journal of Medicine mengungkapkan bahwa mereka yang rutin merokok ganja, memiliki kadar insulin lebih rendah. Ini artinya, merokok ganja bisa menurunkan kadar gula dalam darah. Dengan kata lain, mampu membantu menurunkan risiko diabetes.
Dalam studi tersebut, para peneliti telah menganalisis 4.657 responden. Mereka diminta menjawab kuesioner yang berisi tentang penggunaan narkoba. Dari jumlah tersebut, ada 579 responden adalah pengguna ganja, 1.975 mantan pengguna ganja, dan 2.103 lainnya tidak pernah menyentuh ganja sedikit pun.
Dari hasil penelitian tersebut, pengguna ganja memiliki hormon insulin lebih rendah. Hormon yang membantu mengontrol kadar gula darah dalam tubuh tersebut mengalami penurunan sebesar 16 persen dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok ganja sama sekali.
Artinya, penelitian ini dapat membuka jalan bagi pengembangan pengobatan menggunakan senyawa tanaman aktif, seperti tetrahydrocannabinol atau THC
Tak hanya itu, mereka yang rutin merokok ganja juga cenderung memiliki lingkar pinggang lebih kecil. Dibandingkan pada mereka yang memiliki lingkar pinggang besar dan dapat mengembangkan risiko penyakit diabetes.
Dalam dunia kesehatan, ganja digunakan oleh pasien yang menderita kanker, multiple sclerosis, dan kondisi lainnya. Penelitian terbaru juga menyebutkan soal peraturan tentang penggunaan ganja di 18 negara bagian AS yang telah mendapatkan izin pemakaiannya.
Banyak pula yang meyakini, kandungan zat narkotika dalam ganja bisa membuat para pemakainya mengalami euforia. Namun, di balik efek negatifnya, merokok ganja juga bisa memberi dampak positif.
Seperti diberitakan Daily Mail, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam The American Journal of Medicine mengungkapkan bahwa mereka yang rutin merokok ganja, memiliki kadar insulin lebih rendah. Ini artinya, merokok ganja bisa menurunkan kadar gula dalam darah. Dengan kata lain, mampu membantu menurunkan risiko diabetes.
Dalam studi tersebut, para peneliti telah menganalisis 4.657 responden. Mereka diminta menjawab kuesioner yang berisi tentang penggunaan narkoba. Dari jumlah tersebut, ada 579 responden adalah pengguna ganja, 1.975 mantan pengguna ganja, dan 2.103 lainnya tidak pernah menyentuh ganja sedikit pun.
Dari hasil penelitian tersebut, pengguna ganja memiliki hormon insulin lebih rendah. Hormon yang membantu mengontrol kadar gula darah dalam tubuh tersebut mengalami penurunan sebesar 16 persen dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok ganja sama sekali.
Artinya, penelitian ini dapat membuka jalan bagi pengembangan pengobatan menggunakan senyawa tanaman aktif, seperti tetrahydrocannabinol atau THC
Tak hanya itu, mereka yang rutin merokok ganja juga cenderung memiliki lingkar pinggang lebih kecil. Dibandingkan pada mereka yang memiliki lingkar pinggang besar dan dapat mengembangkan risiko penyakit diabetes.
Dalam dunia kesehatan, ganja digunakan oleh pasien yang menderita kanker, multiple sclerosis, dan kondisi lainnya. Penelitian terbaru juga menyebutkan soal peraturan tentang penggunaan ganja di 18 negara bagian AS yang telah mendapatkan izin pemakaiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar