Tampilkan postingan dengan label BOLA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BOLA. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 Juli 2013

Tinggalkan Barcelona, David Villa Diyakini Bakal Hebat di Atletico Madrid

Barcelona akhirnya sepakat menjual  ke Atletico Madrid. Striker Spanyol tersebut dijual dengan nilai transfer 5,1 juta euro atau sekitar Rp 65 miliar.

"FC Barcelona dan Atletico de Madrid telah mencapai kesepakatan soal transfer David Villa," demikian pernyataan dari Barcelona. "Kesepakatan dan penandatanganan kontrak David Villa sebagai pemain baru akan diresmikan setelah ia menjalani tes medis," demikian pernyataan dari Atletico.

Kehadiran Villa menggantikan Radamel Falcao yang hijrah ke Monaco sejak Mei lalu. Presiden Atletico, Enrique Cerezo, optimis El Guaje akan mencetak banyak gol.

"Villa adalah pencetak gol handal," ujar Cerezo. "Kami sangat senang. Saya rasa fans juga senang bukan kepalang dengan bergabungnya Villa. Itu karena mereka sempat mengira Villa bakal bergabung ke klub besar Inggris."

Villa memulai karirnya di Sporting Gijon sebelum akhirnya pindah ke Real Zaragoza dan kemudian Valencia di 2005. Ia bergabung dengan Barcelona di 2010 namun pamornya merosot di musim lalu setelah sempat dirumorkan bermasalah dengan top skorer Barcelona, (

Read more: http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00037274.html#ixzz2YVysXeZy

Sabtu, 18 Mei 2013

Taklukkan Madrid, Atletico Menangi Copa del Rey

Madrid - Lewat perpanjangan waktu 2x15 menit dan beberapa insiden antar pemain, Atletico Madrid keluar sebagai pemenang final Copa del Rey usai mengalahkan Real Madrid dengan skor 2-1.



Pada laga yang dihelat di Santiago Bernabeu, Sabtu (18/5/2013) dinihari WIB, Ronaldo membawa Madrid unggul lebih dulu sebelum disamakan Diego Costa. Dua gol itu tercipta di babak pertama.

Paruh kedua laga tak ada gol tercipta sehingga laga harus diteruskan ke 2x15 menit extra time. Miranda tampil sebagai pahlawan lewat gol yang dicetaknya di paruh pertama perpanjangan waktu.

Bagi Atletico ini adalah gelar ke-9 di kompetisi ini sementara itu Madrid harus gigit jari karena hampa gelar musim ini.

Jalannya Pertandingan

Di menit 14 Madrid unggul lebih dulu lewat Ronaldo. Diawali korner Luka Modric, bola mengarah ke kotak penalti dan disambut tandukan Ronaldo yang menjebol jala Thibaut Courtois.

Setelah gol itu Madrid justru lebih banyak ditekan oleh Atletico yang bernafsu mencari gol penyama kedudukan. Akhirnya Atletico mendapatkannya di menit 35 melalu Diego Costa.

Radamel Falcao mendapat bola di tengah lapangan dan lolos dari penjagaan Raul Albiol, lalu memberikan umpan terukur kepada Costa yang berlari dan kemudian melepaskan sepakan menyilang ke tiang jauh tanpa bisa dihalau Diego Lopez.

Di menit 43 Mesut Oezil nyaris mencetak gol andaikan bola hasil tembakan setengah voli-nya tak menghantam mistar gawang Atletico.

Skor 1-1 bertahan hingga turun minum.

Babak kedua berjalan Atletico tetap mengambil inisiatif serangan dan di menit 61 mereka mendapatkan peluang di kotak penalti. Gabi melepaskan crossing ke tiang jauh yang disambut sepakan kaki kiri Filipe Luis tapi masih menyamping di gawang Lopez.

Semenit setelahnya Madrid mendapatkan dua peluang. Pertama dari tembakan jarak dekat Benzema yang menerpa tiang gawang dan bola rebound yang didapat Oezil masih bisa dihalau Juanfran di garis gawang.

Kemudian sama halnya dengan free kick Ronaldo di menit 69 yang tertahan tiang kanan gawang Courtois. Michael Essien kemudian menyambar bola muntah tapi melayang jauh di atas mistar.

Jose Mourinho di menit 73 diusir wasit keluar lapangan karena memprotes keputusan pengadil serta ofisial keempat. Tak ada lagi peluang tercipta sehingga skor tetap imbang 1-1 dan laga dilanjutkan ke 2x15 menit extra time.

Miranda! Gol pemain Brasil itu di menit 98 membawa Atletico berbalik unggul 2-1. Diawali crossing Koke dari sayap kanan, bola mengarah ke tiang dekat dan Miranda dengan bebas menanduknya serta menaklukkan Lopez di bawah mistar.

Di menit 103 Gonzalo Higuain melepaskan tembakan dari jarak dekat namun masih bisa dihadang Courtois. Atletico masih unggul 2-1.

Enam menit setelahnya Courtois kembali melakukan penyelamatan gemilang ketika menghadang tembakan Oezil dari jarak dekat.

Pertandingan memanas yang diwarnai keributan antara pemain setelah di menit 114 Ronaldo diusir keluar karena menerima kartu merah. Ronaldo dianggap menghantam wajah Gabi dengan kakinya, padahal dalam tayangan ulang kaki Ronaldo tak mengenai Gabi.

Hingga laga berakhir skor 2-1 tetap bertahan dan Atletico keluar sebagai juara Copa del Rey.

Susunan Pemain

Real Madrid: Diego Lopez, Ramos, Coentrao (Arbeloa 91'), Essien, Albiol, Khedira, Alonso, Modric (Di Maria 91'), Cristiano Ronaldo, Benzema (Higuain 91'), Ozil

Atletico Madrid: Courtois, Juanfran, Godin, Miranda, Filipe Luis, Gabi, Mario Suarez, Koke, Turan (Rodriguez 110'), Diego Costa (Adrian 105'), Falcao

Kamis, 16 Mei 2013

Jesus: Harusnya Benfica yang Juara



Pelatih Benfica, Jorge Jesus, menyesal timnya gagal juara Liga Europa, setelah pada partai final, Rabu atau Kamis (16/5/2013) dini hari WIB, dikalahkan Chelsea 1-2. Menurutnya, harusnya Benfica yang memenangkan laga di Amsterdam ArenA itu.

Pada pertandingan itu, Benfica memang tampil lebih baik, terutama di babak pertama. Benfica lebih banyak mengurung pertahanan Chelsea dan beberapa kali mengancam gawang Petr Cech.

Namun, Chelsea tampil beda di babak kedua dan unggul lebih dulu lewat gol Fernando Torres. Benfica tetap tampil dinamis dan akhirnya menyamakan kedudukan berkat gol Oscar Cardozo dari titik penalti. Namun, gol Branislav Ivanovic yang memanfaatkan tendangan penjuru di masa injury timememastikan kemenangan Chelsea 2-1.

Kekalahan ini terasa menyakitkan, bahkan mengulang rasa yang sama yang dirasakan Benfica, ketika dikalahkan FC Porto di Liga Portugal, Sabtu (11/5/2013) lalu. Sempat unggul 1-0, Porto bangkit dan akhirnya menang 2-1. Gol terakhir Porto tercipta di masa injury time. Akibat hasil itu, Benfica turun ke urutan kedua klasemen Liga Portugal, sedangkan Porto menggeser dan memimpin klasemen dengan nilai 75, unggul 1 poin dari Benfica.

Sementara itu, Liga Portugal hanya tersisa satu pertandingan. Maka, Benfica harus menang di laga terakhir dan berharap Porto kalah atau seri agar bisa juara.

"Chelsea bangkit dengan cara yang sama seperti yang dilakukan porto. Kami kebobolan lewat set piece saat laga hampir selesai," sesal Jesus.

"Setelah kami menyamakan kedudukan (lawan Chelsea), kami masih membuat beberapa peluang yang tak bisa kami maksimalkan. Kami bermain dengan sangat bagus. Tapi, sepak bola menghukum kami. Harusnya kamilah pemenangnya," katanya

Sabtu, 11 Mei 2013

Efek Positif stadion Juventus Arena

Merayakan gelar juara dengan tiga pertandingan tersisa belum cukup, manajemen Juventus masih memburu catatan hebat lainnya terkait dengan finansial klub.

Tujuan utaman di Turin sangat jelas yaitu memburu keseimbangan finansial dengan cara apapun di akhir kompetisi 2013/14. 

Dalam pertemuan para pemegang saham yang digelar kemarin, data memperlihatkan dalam sembilan bulan pertama kompetisi 2012/13, klub mengeruk keuntungan €13.8 juta. Bandingkan dengan catatan tahun lalu di periode sama, rugi €39.5 juta.



Secara fundamental, keuntungan ini didapat berkat performa pasukan si Nyonya Tua di Liga Champions hingga mendorong manajemen selangkah lebih dekat dengan target yang sudah dicanangkan. Juventus memang akan menutup kompetisi musim ini dengan angka merah di sektor finansial namun lebih sedikit dibanding tahun lalu.

Faktor utama dalam kebangkitan ekonomi Juventus adalah 'Stadion', sebuah kebanggaan yang membuat iri banyak klub penghuni Serie A Italia. Dua tahun kurang sejak pembukaan, Juventus Stadium tidak pernah sepi bahkan dari pertandingan yang kurang menarik sekalipun.

Enam bulan pertama kompetisi 2012/13, Juventus dengan indah mencatatkan angka €30.585.325 dari €23.866.281 12 bulan sebelumnya. Peningkatan nyaris €7 juta terjadi karena partisipasi Bianconeri di Liga Champions.

Jelang bursa transfer pemain musim panas, angka tersebut tentu saja membuat senyum si Nyonya Tua semakin lebar  karena mereka semakin memiliki kebebasan untuk mendatangkan pemain kelas kakap yang diminati Mr. Antonio Conte.



Senin, 06 Mei 2013

Berakhirnya era emas Barcelona

Mulai dari Marcello Lippi, Sir Alex Ferguson, Ronald Koeman, hingga Zlatan Ibrahimovic, semuanya sepakat dengan pernyataan itu. Bahwa skuat Barcelona dalam beberapa tahun terakhir ini adalah tim terbaik yang pernah kita lihat. Mengalir secara deras puja-puji kepada sang jawara empat kali Liga Champions. Tak ada yang meragukan kemampuan mereka.Blaugranapunya segalanya dengan Lionel Messi sebagai aktor utamanya, plus dua gelandang ikonik dalam diri Xavi dan Andres Iniesta.


TERBAIK DARI YANG TERBAIK
Generasi Emas Pemenang UCL
R.Madrid '56-60    
Ajax '71-73  
Bayern '74-76  
Liverpool '77-81  
Milan '89-94  
Benfica '61-68 
Inter '64-65 
Milan '03-07 
Barca '08-13 

Akan tetapi, segala pujian itu terkesan memiliki pandangan sempit dan tampak melupakan masa lalu. Kekalahan ‘luar biasa’ 7-0 secara agregat dari Bayern Munich pada tengah pekan ini telah menunjukkan hal tersebut. Dua musim terakhir, Barca tersingkir berturut-turut di semi-final Liga Champions. Sinyal berakhirnya dominasi klub Catalan itu semakin kuat. 

Membandingkan tim dari era yang berbeda merupakan tugas yang sulit. Sepakbola telah berkembang dan berevolusi selama beberapa dekade terakhir. Modifikasi permainan seperti peraturan backpass dan offside, telah menjadikan sepakbola lebih atraktif. Di sisi lain, terdapat wasit yang semakin keras, adanya lapangan sintetis, semuanya itu telah membuat sepakbola memiliki atmosfer yang berbeda. Begitu pula dengan berkembangnya teknologi, kesehatan, dan sistem pelatihan yang akan membuat para pemain lebih cepat, lebih bugar, dan lebih kuat. Tetapi hal itu tidak membuat pesepakbola di zaman sekarang lebih baik.

Lalu, muncul perdebatan tentang apa definisi ‘terbaik’. Apakah hanya tentang kesuksesan? Carlos Bilardo, pelatih yang membawa Argentina juara Piala Dunia 1986, pernah berujar demikian: “Sepakbola hanya dimainkan untuk dimenangkan. Anda harus menjadi yang pertama. Menjadi yang kedua adalah buruk. Menjadi yang kedua adalah sebuah kegagalan.” 

Jika pernyataan itu benar, maka skuat Barcelona saat ini bukanlah yang terbaik sepanjang masa. Terutama di level Eropa. Dimulai dengan penunjukkan Pep Guardiola pada tahun 2008 sebagai siklus awalnya, Barca sudah memenangkan dua trofi Liga Champions dalam lima musim dan sisanya mencapai semi-final.

Barcelona belum pernah mempertahankan Liga Champions selama dua musim berturut-turut. Tim terakhir yang melakukan hal itu adalah AC Milan pada era Arrigo Sacchi di tahun 1989 dan 1990. Jika diteruskan lebih lanjut, Milan sebenarnya tiga kali sukses meraih trofi Si Kuping Besar dalam lima tahun (1989-1994) dan lima kali sukses mencapai final pada periode 1989 hingga 1995. Angka-angka yang jauh lebih impresif ketimbang apa yang dilakukan Barcelona dalam beberapa tahun ini.

Berikutnya, Real Madrid di era Alfredo Di Stefano sukses menjadi jawara Eropa itu selama lima tahun berturut-turut, Johan Cruyff menginsipirasi Ajax untuk memenangi trofi itu tiga kali berturut-turut pada tahun 1970-an dan langsung disamai oleh Franz Beckenbauer bersama Bayern Munich. Lalu ada Eusebio yang membawa Benfica di era 1960-an lolos lima kali ke final meski hanya memenangi dua kali. Helenio Herrera juga membawa Internazionale dua kali berturut-turut merajai Eropa (1964, 1965). Sementara Liverpool di era Bob Paisley memenanginya tiga kali dalam kurun waktu 1977 hingga 1981. Semua tim di atas punya catatan Liga Champions yang lebih baik ketimbang Barcelona saat ini. 

"Sepakbola hanya dimainkan untuk dimenangkan. Anda harus menjadi yang pertama. Menjadi yang kedua adalah buruk. Menjadi yang kedua adalah sebuah kegagalan."
Carlos Bilardo

Itu belum termasuk torehan Carlo Ancelotti bersama AC Milan yang sukses mencapai tiga kali final dalam lima musim dan memenangi dua di antaranya. Sementara itu di Amerika Selatan, ada kompetisi Copa Libertadores dan Piala Intercontinental yang dimenangi oleh Santos dengan Pele sebagai inspiratornya, dan juga Penarol yang punya Alberto Spencer.

Tentu saja, kesuksesan di level domestik juga diperhitungkan. Kecuali Milan di era Sacchi dan Ancelotti, klub-klub yang telah disebut di atas itu mendominasi liganya masing-masing, termasuk Barcelona yang sukses menjuarai La Liga sejak musim 2008/09 hingga 2010/11.

Arsene Wenger pernah berpendapat, kehebatan sebuah tim semata-mata bukan tentang berapa jumlah trofi yang diraih, tetapi juga tentang keindahan gaya permainan yang dianut tim itu. Hungaria (1954), Belanda (1974), dan Brasil (1982) telah menunjukkan arti keindahan dalam sepakbola. Meski gagal juara namun warisan mereka begitu legendaris.

Kembali ke Barcelona. Ada perbedaan pendapat tentang gaya permainan Barca. Ada yang bilang mereka hanya mampu bermain gitu-gitu aja. Di sisi lain, tak perlu diragukan lagi bahwa belum pernah ada tim yang bisa memonopoli ball possession sebaik Xavi & Co. Umpan-umpan kolektif yang dijuluki tiki-taka ini sungguh unik. Pun dengan taktik revolusioner yang menekan lawan dalam tempo tinggi. Sacchi sampai mengatakan, Barcelona di era Guardiola ini telah menandai perkembangan taktik sepakbola untuk pertama kali sejak Milan pada tahun 1990-an. 

Apakah segala komposisi itu membuat Barcelona disebut tim terbaik sepanjang masa? Menurut penulis, jawabannya adalah tidak. Dalam sejarah sepakbola, selalu terjadi inovasi dalam taktik – mulai dari formasi W-M, 4-2-4, hingga 3-5-2. Minggu lalu, Gianluca Vialli beranggapan, dua finalis Liga Champions musim ini - Bayern Munich dan Borussia Dortmund - telah membawa era baru dalam sepakbola ketika permainan fisik dan penuh tekanan menggantikan umpan-umpan pendek dan penguasaan bola. Apakah telah ditemukan penangkal taktik Barcelona?

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah iklim persaingan di dalam kompetisi itu sendiri. Kemenangan lima kali berturut-turut Real Madrid itu terjadi ketika turnamen itu masih belum kompetitif, di mana beberapa liga-liga di Eropa masih bersifat semi-profesional. Namun, ketika sudah memasuki era Benfica, Internazionale, Ajax, Bayern, Liverpool, dan Milan, tingkat kompetitif Liga Champions dapat dibandingkan dengan kondisi saat ini.  

Kita hidup di mana para pemain belakang berada dalam posisi terlemah selama setengah abad ini. Apakah Messi bisa mencetak 73 gol selama satu musim ketika ia berada di tahun 1989/90? Tentunya tidak. Kompetisi domestik di saat ini juga begitu kompetitif. Hanya lolos ke Liga Champions saja merupakan pencapaian yang besar.

Pada akhirnya, generasi Barcelona saat ini belumlah cukup untuk melewati pencapaian Milan di era Sacchi ataupun Ajax di era Cruyff. Ada lebih dari 10 tim lain dari masa lalu yang lebih sukses di level tertinggi. Keindahan yang diwariskan Barcelona tidaklah  cukup. Setidaknya, Barcelona harus bisa mempertahankan gelar Liga Champions dua musim berurutan atau memenangkan tiga dari empat final.

Hal tersebut sepertinya tak mungkin dilakukan usai kekalahan memalukan dari Bayern. Ketika Xavi dan Carles Puyol sudah berada di pertengahan 30-an, Victor Valdes yang segera hengkang, David Villa dan Dani Alves sudah melewati masanya. Kita secara jelas sudah melihat yang terbaik dari generasi emas Barcelona.

Selasa, 27 November 2012

Apa yang terjadi jika LA Liga tanpa Barcelona


BERITA WOW !!!

Catalunya Merdeka, Barca Mungkin Didepak dari La Liga

Bagaimana pendapat cules jika barca bukan bagian dari LALIGA?madrid gak ada saingan dong

KABAR BARCA - Gerard Pique khawatir Barcelona didepak dari La Liga jika Catalunya merdeka dan berpisah dari Spanyol.

Para pemain, staf, dan bahkan manajemen Barcelona cemas menanti hasil dari pemilihan parlemen Catalunya yang digelar Minggu (25/11). Pemilihan ini dilakukan untuk mengumpulkan terkait kemerdekaan Catalunya dari Spanyol.

Jika hasilnya Catalunya jadi berpisah dari Spanyol, tak ada jaminan Barca masih bisa berkompetisi di La Liga. Pasalnya, regulasi menyebut seluruh tim La Liga harus termasuk dalam anggota Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF).

Bila Catalunya merdeka otomatis keanggotaan Barca di RFEF bisa dibatalkan. Menurut seorang walikota lokal di Catalunya, Xavier Trias, andai Barca tak diterima di La Liga, pemerintah Catalunya mungkin akan mencoba mendaftakan Los Cules ke Ligue 1 Prancis.

"Catalunya tak mungkin punya sebuah liga kompetitif. Kami hanya akan punya tim yang sangat sedikit. Barca harus bergabung ke liga di luar Catalunya, mungkin di Prancis jika memang tak bisa di Spanyol," jelas Trias kepada AFP.

Gerard Pique yang ikut memberi suara, bahkan, tak bisa menutupi rasa cemasnya. Tapi, tentu kita tak tahu apakah Pique memberi suara untuk Catalunya merdeka atau tidak.

"Sejujurnya, saya yakin pemisahan akan membuat Catalunya dan Spanyol melemah. Pemisahan bakal melumpuhkan kedua batasan kedua teritori. Setelah itu terjadi, saya tak tahu apa yang akan terjadi. Kami semua tak tahu," ucap Pique kepada RAC1.

Presiden Barca Sandro Rosell termasuk orang yang tetap yakin Los Cules bakal tetap dibolehkan berkompetisi di La Liga sekali pun Catalunya merdeka.

Namun, bila itu tak terwujud, Rosell mungkin harus berbesar hati memindahkan Barca ke liga lain macam Ligue 1. Dengan bergabungnya Barca, pamor dan kualitas Ligue 1 tentu bakal otomatis meningkat.

Sebaliknya, kualitas La Liga boleh jadi justru menurun drastis. Sebab, Real Madrid akan jadi satu-satunya tim yang mendominasi titel juara liga musim demi musim.

Senin, 05 November 2012

Apakah Manchester United Bisa Bangkrut?

Dalam sebuah sesi podcast, pertanyaan yang cukup menggelitik mengemuka: Apakah klub sekelas Manchester United (MU) bisa bangkrut? Secara umum, tentu saja tidak ada yang mustahil di dunia ini.




”Saya setuju, tak ada yang kebal dari yang dialami Glasgow Rangers dan Portsmouth. Situasi juga tidak sehat apabila ada 13-14 klub di Liga Inggris yang terus merugi. Namun Anda juga harus melihat Manchester City yang mengalami kerugian dalam setahun, tetapi mereka (salah satu) klub terkaya di dunia," tutur Philip Beard, ketua eksekutif Rangers yang baru.

MU punya kemampuan menjaring pendapatan yang sangat besar. Sebagai contoh, MU adalah satu-satunya klub yang berhasil menjual paket sponsor di sebidang seragam latihannya. Artinya, MU memiliki kekuatan untuk mengoptimalkan ruang beriklan.
Bukan hanya seragam tandingnya.

Tapi bukankah MU punya utang yang besar?

Betul, kebanyakan orang tahu itu. Fans mereka pun sadar. MU punya utang dan kewajiban lain sebesar 989 juta euro. Dibandingkan dengan nilai skuad MU versi Transfermarkt, angka itu lebih besar 548 juta euro. Jumlah hutang MU juga lebih besar dibandingkan Real Madrid (590 juta), Barcelona (578 juta) dan Arsenal (534 juta).

Namun menurut penjelasan di blog keuangan sepak bola nan berpengaruh Swiss Ramble, jumlah utang MU ternyata tidak masuk dalam kategori merah alias berbahaya.

Selain karena MU mampu melunasi, ternyata sebagian utang Setan Merah adalah jumlah yang tak harus dibayar dan berbentuk kewajiban (liabilities). Misalnya, tiket terusan yang pendapatannya diterima di muka sehingga masuk dalam komponen yang harus dipenuhi sesuai jadwal pertandingan.

Singkatnya,, MU memiliki utang produktif.

Dari segi aset, MU pun ternyata lebih baik dibandingkan 3 klub tadi. Per laporan keuangan mereka masing-masing untuk periode 2011, MU memiliki aset bersih 654 juta euro dan Arsenal 112 juta euro. Adapun Madrid dan Barcelona justru minus. Kalaupun diadu dengan aset bersih yang sudah disesuaikan dengan nilai pasar skuad, MU tetap lebih unggul.

Jangan lupakan pula bahwa MU adalah klub sepak bola dengan merek terbaik bernilai pasar $2,24 miliar berdasarkan analisa majalah Forbes. Di tiga besar merek termahal klub olahraga dunia, MU satu-satunya klub sepak bola.

Dengan berbagai figur finansial tersebut, tidak salah jika Glazer dan keluarganya memutuskan melepas saham MU (IPO) di bursa efek New York (NYSE). Artinya, kemampuan MU menghasilkan pendapatan benar-benar dioptimalkan untuk menyusul pemasukan hak siar televisi, tiket pertandingan dan penjualan suvenir klub.

Jadi, secara finansial, gangguan bagi MU untuk beberapa tahun ke depan selayaknya sangat kecil. Tentu saja, kembali ke pertanyaan awal, bangkrut masih mungkin terjadi dengan diawali oleh menurunnya nilai merek mereka. Terlebih bila skuad "Setan Merah" gagal merengkuh trofi utama terus-menerus — misalnya 7 musim beruntun seperti yang dialami Arsenal.

Musim lalu pun pasukan Sir Alex Ferguson gagal meraih trofi di empat ajang yang diikutinya. Dengan situasi itu, misalnya, MU menemui nasib buruk dengan degradasi. Untuk bangkrut, basis penggemar mereka yang sudah sedemikian kuat akan menjadi aset yang paling berharga sebagai pagar betis.

Kompetisi sepak bola adalah industri yang unik. Selain sebagai bisnis tontonan, dia juga sebagai lahan puncak pembinaan pemain di negara tertentu (dan belakangan lintas batas negara) serta sebagai pentas budaya masyarakat tertentu. Kepiawaian mengelola prestasi dan manajerial akan menjadi kunci perjalanan klub.

Namun dengan berbagai tantangan dan persaingan ketat di bisnis ini, ternyata jumlah klub Eropa yang bangkrut pun masih sangat sedikit. Belum sampai 10 persen dari jumlah total. Secara umum, para pemilik modal sadar bahwa klub yang mereka miliki bukanlah toko kelontong. Bagi sebagian besar pemodal itu, klub adalah mainan kesayangan mereka. Bahkan berangsur sudah menjadi portofolio prestasi kekayaan mereka. Bagi mereka, ini sudah bukan lagi soal untung atau rugi. Ini soal gairah.

Masalahnya, para pemilik modal inilah yang kadang menjadi kelemahan tersendiri. Mereka adalah para pebisnis besar nan sukses yang penasaran melihat industri sepak bola. Mereka kemudian masuk ke bisnis sepak bola dan menemui fakta bahwa industri ini tak seperti industri yang mereka geluti sebelumnya.

Mereka kaget dan terpaksa memotong kerugian dengan melepas saham klub sehingga melahirkan sebuah guncangan.

Akhirnya, menjadi tidak tepat untuk bertanya apakah kebangkrutan berpeluang menghampiri klub sebesar MU. Yang kini perlu ditanyakan, seberapa rela para pemilik dengan gairah itu (dan juga penggemar) melihat klub kesayangannya mengalami kebangkrutan?

Jumat, 26 Oktober 2012

Siapa Pantas Gantikan Massimiliano Allegri Di Kursi Pelatih AC Milan?

Massimiliano Allegri - Milan 

kekalahan dari Malaga dinihari tadi, kursi pelatih Massimiliano Allegri kembali goyang, bahkan lebih goyang dari sebelumnya.

Tak sedikit yang menyuarakan untuk segera menggulingkan Allegri dari kursinya. Lima kekalahan dari delapan laga di kompetisi domestik Serie A Italia, plus kekalahan lain di Liga Champions dirasa 
sudah cukup untuk menggambarkan betapa mengecewakannya AC Milan di musim ini.

Jangan tanyakan bagaimana perasaan fans AC Milan atas hasil ini. Banyak dari mereka yang menyalahkan manajemen klub tak cukup mendukung Allegri untuk meningkatkan kualitas skuatnya. Tapi juga tak sedikit yang menjadikan Allegri sebagai kambing hitam atas kegagalan AC Milan meraih kemenangan belakangan ini.

Pihak klub juga tahu Allegri tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Manajemen juga punya andil menjadikan skuat AC Milan menjadi seperti sekarang ini, lemah, tak menjanjikan, krisis dan tak berkualitas.

Makanya wakil presiden AC Milan Adriano Galliani seperti tak lelah mengungkapkan kalimat dukungan kepada Allegri untuk tetap menjalankan tugasnya.

Namun, dengan manajemen klub memutuskan untuk melakukan ritiro sebelum laga kontra Malaga, hal itu mengindikasikan pihak klub juga mulai kehilangan kepercayaan mereka kepada Allegri. Kekalahan di La Rosaleda dinihari tadi pun semakin membuat Allegri tak mendapat respek di mata manajemen.

Allegri sendiri sejauh ini juga masih belum menunjukkan gelagat positif untuk mengubah wajah AC Milan ke arah positif. Ia tetap setia dengan gaya bermainnya yang konservatif, yang tak lagi efektif dan efisien dalam menjebol gawang lawan dan mencari kemenangan.

Dan pastinya AC Milan butuh penyegaran, entah itu terkait strategi atau sosok yang berada di belakang layar. Isu yang berkembang juga menyebutkan pemain sudah hilang kepercayaan kepada pelatih mereka.

Jika sudah begini, Allegri mungkin tinggal menghitung hari-hari berada di kursi empuk, tapi panas, di bangku pelatih AC Milan di musim ini. Apalagi sudah banyak nama pelatih kenamaan bersliweran di internal tim mengenai kemungkinan penggantinya.

Sebut saja Pep Guardiola, Frank Rijkaard, Rafael Benitez bahkan Paolo Maldini. Keempat pelatih ini punya kelebihannya masing-masing.

Meski manajemen AC Milan sudah menegaskan bahwa akan bertahan dengan Allegri, namun banyak yang mengatakan bahwa di sepakbola apa saja bisa terjadi, termasuk kemungkinan manajemen AC Milan menjilat ludah mereka sendiri.

Jadi, siapa yang menurut Anda cocok menangani AC Milan, dengan skuat yang seadanya ini, jika memang Allegri dipecat di musim ini? Sampaikan kepada kami pendapat Anda dengan menyampaikan opini Anda di kolom yang tersedia di bawah ini.

Kamis, 25 Oktober 2012

Empat Raksasa Tumbang



Matchday ke-3 penyisihan grup Liga Champions, Rabu atau Kamis (25/10/2012), cukup mengejutkan. Empat raksasa tumbang dan dua di antaranya pernah menjadi juara.

Real Madrid dan AC Milan yang pernah merasakan gelar juara kompetisi ini harus mengalami kekalahan. Sementara kekalahan juga dialami Manchester City dan Arsenal yang tergolong tim raksasa meski belum pernah juara.

Di Grup B, Arsenal yang tampil di kandang sendiri justru dipaksa menyerah 0-2 oleh Schalke 04. Sedangkan di Grup C, klub semenjana Malaga menundukkan AC Milan 1-0. Grup D membuktikan bahwa ini grup "neraka". Real Madrid tak berdaya di kandang Dortmund dan terpaksa menyerah 1-2. Sedangkan Manchester City yang bertabur bintang, dihajar Ajax Amsterdam 1-3.

Berikut hasil pertandingan penyisihan grup Liga Champions pada Rabu atau Kamis WIB yang mempertandingkan Grup A sampai Grup D. Sedangkan Grup E sampai Grup H sudah digelar pada Selasa atau Rabu (24/10/2012) dini hari WIB.

Grup A
Porto 3 2 0 0 6 -2 9
PSG 3 2 0 1 6-2 6
Dynamo Kiev 3 1 0 2 5-7 3
Dinamo Zagreb 3 0 0 3 0-6 0

Dinamo Zagreb 0-2 Paris SG
FC Porto 3-2 Dynamo Kiev

Grup B
Schalke 3 2 1 0 6-3 7
Arsenal 3 2 0 1 5-4 6
Olympiacos 3 1 0 2 4-6 3
Montpellier 3 0 1 2 4-6 1

Arsenal 0-2 Schalke
Montpellier 1-2 Olympiakos Piraeus

Grup C
Malaga 3 3 0 0 7-0 9
AC Milan 3 1 1 1 3-3 4
Zenit 3 1 0 2 6-3 3
Anderlecht 3 0 1 2 0-4 1

Zenit St Petersburg 1-0 Anderlecht
Malaga 1-0 AC Milan

Grup D
Dortmund 3 2 1 0 4-2 7
Madrid 3 2 0 1 8-5 6
Ajax 3 1 0 2 4-6 3
Man City 3 0 1 2 4-7 1

Ajax Amsterdam 3-1 Manchester City
Borussia Dortmund 2-1 Real Madrid

Selasa, 23 Oktober 2012

Lawan Celtic, Lionel Messi Buru Rekor Baru


Lawan Celtic, Lionel Messi Buru Rekor Baru 

bertarung sengit menghadapi Deportivo la Coruna di ajang La Liga Spanyol akhir pekan lalu, kini Barcelona akan kembali berhadapan dengan juara Liga Skotlandia, Glasgow Celtic pada laga lanjutan Liga Champions di Camp Nou, Rabu (24/10) dini hari nanti WIB.

Dalam laga nanti, striker Lionel Messi ingin menciptakan rekor baru dengan mencetak gol ke-300-nya sekaligus kado terindah setelah dirinya resmi menjadi seorang ayah setelah kekasihnya melahirkan putra pertamanya.

Jika pemain kelahiran Rosario, Argentina mampu mencetak gol ke-300-nya, maka dirinya akan melewati rekor yang telah dibuat dua legenda sepak bola dunia yakni Pele (Brasil) dan Gerhard Mueller (Jerman).

Hingga kini, jumlah gol pesepakbola berusia 25 tahun ini mencapai 299 gol yang terdiri dari 268 (342 pertandingan klub), 31 gol dari 75 game timnas Argentina. Selain itu, El Messiah juga telah menyumbangkan 6 gol di Piala Dunia U-20 dan 2 gol di Olimpiade Beijing 2008.

Tapi, untuk bisa memecahkan rekor tersebut, Messi mesti bisa melewati hadangan bek-bek Celtic yang akan mengawalnya sangat ketat. Dalam laga nanti, pelatih Tito Vilanova juga dihadapkan dengan masalah keroposnya lini belakang timnya yang ditinggal Pique dan Puyol.

Kehilangan dua bek terbaiknya memaksa Vilanova memainkan Javier Mascherano-Alex Song sebagai duet bek tengah. Namun, duet ini masih belum padu seperti terlihat saat menghadapi Super Depor. Gawang Valdes dibobol hingga empat kali.

Saat ini, Kedua tim menempati posisi dua besar di klasemen sementara grup G. Barcelona mengoleksi enam poin sementara Celtic tertinggal dua angka.

Senin, 22 Oktober 2012

Laga Lawan Depor Jadi Pelajaran Barca

Andres Iniesta (Foto: Reuters)

Gelandang serang Barcelona, Andres Iniesta, mengakui pertandingan melawan Deportivo La Coruna Minggu (21/10/2012) dini hari yang berakhir dengan kemenangan tipis 5-4 untukBlaugrana, bisa dijadikan pelajaran.
 
Iniesta menilai, rekan-rekan setimnya akan belajar dari kesalahan yang mereka lakukan, sehingga nyaris gagal menang atas tuan rumah Deportivo. Dia juga menilai Depor merupakan lawan yang sulit, sehingga kemenangan tipis adalah hal wajar.
 
"Di babak pertama kami bisa membunuh permainan, namun Deportivo, di lapangan mereka, dengan pendukungnya, mereka kuat," ujar Iniesta, seperti dilansir Football-Espana, Minggu (21/10/2012).
 
"Kami pergi dengan perasaan telah memainkan pertandingan yang sulit dan ini akan membuat kami belajar," tutur pemain internasional Spanyol ini.
 
Tim asal Katalan ini sempat unggul 3-0 sampai menit ke-18, namun kecerobohan tim asuhan Tito Vilanova ini membuat Depor memperkecil ketinggalan menjadi 3-2. Namun, Lionel Messi menjadi pahlawan Blaugrana pada laga itu dengan mencetak hattrick sekaligus membawa Barca pulang dengan tiga poin setelah menang 5-4. Dalam laga yang digelar di Stadion Riazor itu, Barca bermain dengan sepuluh pemain sejak menit ke-49 setelah Javier Mascherano juga terkena kartu merah.

Kamis, 27 September 2012

Konflik Di Ruang Ganti Real Madrid Semakin Parah


Dikabarkan terdapat dua kubu antara pemain Spanyol dan pemain Portugal di Real Madrid.

Xabi Alonso, Cristiano Ronaldo, Mesut Ozil, Rayo, Real Madrid
Konflik antar pemain di ruang ganti Real Madrid dikabarkan semakin parah dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

El Mundo Deportivo mengabarkan seluruh pemain Spanyol, ditambah Gonzalo Higuain, menjadi satu kubu, sementara pemain-pemain asal Portugal, termasuk Cristiano Ronaldo, berada di satu kubu lain. Xabi Alonso dikabarkan tidak termasuk dalam kedua kubu tersebut.

Puncak konflik terjadi setelah kekalahan di Sevilla. Soymadridista mengabarkan pelatih Mourinho menolak permintaan Sergio Ramos untuk menginap bersama keluarganya. Bek Spanyol tersebut protes keputusan tersebut dan mengeluh kepada rekannya bahwa hal tersebut tidak akan terjadi kepada Ronaldo. Pelatih mengetahui komentar tersebut dan tidak menurunkan Ramos dalam pertandingan menghadapi Manchester City.

Seperti yang diketahui, konflik di tubuh Madrid sudah terjadi cukup lama dan menjadi sorotan ketika Ronaldo mengadakan pertemuan dengan presiden Madrid Florentino Perez pada awal bulan ini. Ronaldo menyadari tidak ada tim yang dapat bersaing dengan serius dengan situasi ruang ganti yang terpecah.

Semuanya akan tergantung pada Liga Champions musim ini. Apapun kecuali kemenangan mungkin akan membuat Mourinho hengkang dari Santiago Bernabeu.

Selasa, 18 September 2012

Penampilan Di Babak Kedua, Kunci Sukses Juventus



Juventus celebrating

Juventus tercatat belum terkalahkan di ajang Serie A dalam 42 laga terakhir. Tim besutan Antonio Conte dan Massimo Carrera tanpa ampun menghancurkan setiap lawan yang mereka temui di Serie A seja Mei 2011. Meski begitu, deskripsi tersebut tidak sepenuhnya akurat. Data menunjukkan bahwa dominasi Juventus atas tim-tim Italia merupakan fenomena yang terbilang baru

Pertama-tama, dari 42 laga tak terkalahkan, Juventus mencatat 26 kemenangan dan 16 hasil seri. Artinya, secara keseluruhan, kemenangan mereka terkait dengan kurang dari dua per tiga laga yang mereka lakoni. Sepanjang Februari dan Maret 2012, Juve kehilangan delapan poin setelah menelan empat hasil imbang secara beruntun. Saat itu, jurnalis Italia mengklaim  pasukan bianconeri menjadi korban “pareggite” (sindrom-seri), dan sepertinya gelar juara akan jatuh ke kubu Milan, mengingat kala itu tim asuhan Massimiliano Allegri, yang dipimpin Zlatan Ibrahimovic, unggul empat angka di klasemen.

Bermula dari laga setelah periode itulah statistik performa Juve di Serie A menjadi “paranormal”, dan klub Turin mulai menapaki jalan menuju kampiun Italia.
Udara berubah di sebuah malam di stadion Artemio Franchi di Florence. Dibantu dengan keadaan tim lawan bermain dengan sepuluh pemain sejak babak pertama akibat mendapat kartu merah, Juventus memporak-porandakan Fiorentina yang tampil tanpa Jovetic, menghancurkan klub Tuscany dengan skor telak 5-0.

Sejak saat itu, anak-anak asuh Conte melakoni setiap laga dengan sungguh-sungguh. Sejak kemenangan telak atas Fiorentina, 14 laga terakhir Juventus di Serie A, termasuk tiga di musim ini, mencatat 13 kemenangan serta satu hasil imbang. Satu-satunya masa di mana Juventus gagal memetik kemenangan adalah pada laga kandang menghadapi Lecce, yang akan terdegradasi, ketika blunder fatal Gianluigi Buffon memungkinkan lawan mereka menyamakan kedudukan di menit-menit terakhir.

Pada 14 laga yang dimaksud, rata-rata Juventus kebobolan satu gol setiap 260 menit. Selain gol pada laga kontra Lecce, Buffon dan rekan-rekan setimnya hanya kebobolan dalam empat laga lainnya: yaitu ketika menjamu Lazio, ketika Alessandro Del Piero menyapa para pendukungnya dengan berjalan keliling lapangan pada laga eksibisi kontra Atalanta, laga kontra Udinese musim ini (di mana Juve menang 4-0), dan terakhir ketika menghadapi Genoa Minggu lalu.

Gol yang dicetak oleh Ciro Immobile di Genoa adalah kali pertama dalam 14 laga terakhir di mana Juventus gagal menyamakan kedudukan di akhir babak pertama. Namun, ada lima pertandingan lain di mana babak pertama berakhir dengan skor 0-0, dan skor akhirnya adalah 1-1. Juventus berhasil memenangkan laga di babak kedua dalam tujuh laga.

Ini merupakan studi sederhana mengenai performa di babak kedua yang memaparkan kepada kita mengenai tim pemecah rekor ini. Jumlah gol yang dicetak dalam 14 laga terakhir adalah 36, namun proporsi antara dua babak sangat tidak seimbang. Sebanyak 12 gol ditorehkan di babak pertama, sementara jumlah gol yang dicetak di 45 menit pertama adalah dua kali lipat (24).

Sepertinya jelas bahwa Juventus mengalahkan lawan-lawan mereka berkat kondisi fisik yang lebih baik serta taktik yang memungkinkan mereka membuat tim lawan kelelahan sebelum menghabisi mereka tanpa ampun. Pada beberapa kesempatan, kita bahkan menyaksikan anak-anak asuh Conte masih bergerak lincah di lapangan sementara tim lawan sudah terlihat kelelahan.

Hal itu kembali terjadi Minggu lalu di Genoa, di mana kubu tuan rumah tampil menjanjikan selama setidaknya satu jam (dan mungkin layak mencetak lebih dari satu gol), tapi kemudian stamina mereka memudar pada 30 menit terakhir dan kebobolan tiga gol, seolah-olah mengimbangi permainan Juventus telah menyerap energi mereka.

Kini Juventus akan kembali ke pentas Eropa dan menyambangi Chelsea, menarik untuk disaksikan apakah pasukan bianconeri mampu menampilkan performa impresif yang sama di London.Pertandingan ini juga akan memberikan gambaran apakah (kualitas) jawara Italia sejajar dengan kampiun Eropa.

Setelah itu, Juventus akan kembali ke liga domestik di mana mereka akan berupaya memecahkan rekor legendaris Milan di bawah asuhan Arrigo Sacchi, pada kurun 1990-91 dan 1992-93, di mana mereka berhasil membukukan rekor 58 laga tanpa terkalahkan.

Selasa, 28 Agustus 2012

Wayne Rooney Mungkin Absen dari MU Hingga November Akibat Cedera


Cedera yang dialami  saat Manchester United melawan Fulham beberapa waktu lalu, rupanya cukup serius. Luka di kakinya diramalkan akan membuat Rooney absen dari Manchester United hingga November. 

Sejumlah ahli medis mengungkapkan striker andalan Setan Merah ini perlu waktu dua bulan lamanya untuk bisa sembuh total. Namun, Rooney memang diharapkan bisa pulih empat sampai enam minggu dan kembali bertanding bersama Manchester United. 

"Jika ototnya sampai robek maka minimal memakan waktu hingga enam minggu untuk sembuh," ujar Dr. Mike Loosemore. "Cedera di lutut memang yang paling parah, karena area itu terus bergerak." 

Jika skenario terburuk (absen selama 2 bulan) ini terjadi maka bisa dipastikan Rooney tak akan ikut berlaga di sejumlah pertandingan Premier League. Ia tidak akan ikut bertanding melawan Southampton, Wigan Athletic, Liverpool, Tottenham Hotspur, Newcastle United, Stoke City dan mungkin Chelsea di akhir Oktober nanti. 

Selain itu kabar yang berhembus dari manajer Timnas Inggris, Roy Hodgson, juga menyebutkan bahwa Rooney tak akan ikut pertandingan pembukaan kampanye Inggris di Piala Dunia 2014 Brazil. Rooney akan absen dari pertandingan melawan Moldova dan Ukraina yang akan digelar bulan depan. Selain itu, ia mungkin juga tak akan mengikuti laga melawan San Marino dan Polandia, Oktober mendatang.

Read more: http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00024543.html#ixzz24qUbQzGr