Berita Barcelona
SUMBER : GOAL.COM
Haruskah Pep Guardiola Mundur?
Pukulan beruntun harus diterima Barcelona dalam waktu sepekan saja. Setelah mengalami kekalahan 1-0 di markas Chelsea pada laga pertama semi-final Liga Champions, Barcelona harus mengakui keunggulan Real Madrid 2-1 dalam laga El Clasico sekaligus penentuan gelar juara Primera Liga Spanyol di Camp Nou. Hasil buruk ditambah pula ketika Barcelona tak mampu membalas kekalahan dari Chelsea dan hanya bermain imbang 2-2 sehingga dipastikan gagal mempertahankan trofi Liga Champions. Pukulan terakhir adalah keengganan Pep Guardiola melanjutkan kepelatihannya musim depan.
Setelah menangani Barcelona selama empat tahun dan merebut 13 gelar, Guardiola merasa lelah dan ingin beristirahat setahun sebelum kembali berkecimpung di dunia sepakbola. Alasan itu kabarnya sudah diungkapkan langsung kepada presiden Sandro Rosell dalam pertemuan, Kamis (26/4) sore. Manajemen klub berupaya membujuk dengan menyodorkan cek kosong serta syarat apa pun yang diinginkan Guardiola supaya terus menangani Lionel Messi dkk. Namun, sulit menggoyahkan hati Guardiola. Konferensi pers yang akan digelar Jumat pagi atau sore WIB diyakini menjadi pengumuman keputusan mundur sang pelatih.
Apakah Guardiola benar-benar membutuhkan ketenangan setelah mengalami empat musim penuh tekanan bersama klub terbaik dunia seperti Barcelona?
Di era sepakbola profesional yang berwajah industri seperti sekarang ini, sulit mempercayai alasan sentimentil seperti itu. Sir Alex Ferguson merupakan contoh tak terbantahkan bagaimana seorang manajer atau pelatih bisa terus menerus memperbaharui ambisi setiap musim -- bahkan hingga 26 tahun melatih klub yang sama! Jose Mourinho sejak sukses mengantarkan FC Porto menjuarai Liga Champions 2004 selalu mampu menjawab tantangan merebut gelar di setiap klub yang disinggahinya, mulai dari Chelsea, Inter Milan, hingga Real Madrid. Dari kalangan internal Barcelona sendiri, Johan Cruyff tidak pernah meminta mundur sekali pun usai dipermalukan AC Milan 4-0 di final Liga Champions 1994. Mereka selalu mampu menemukan cara mengatasi permasalahan dalam tim, termasuk saat performa tim tengah menukik.
Penggemar Barcelona sendiri pun pasti tidak ingin salah satu pelatih terbaik dalam sejarah klub mundur begitu saja. Kenapa tidak memilih pamit saat Barca sukses menyabet gelar bergengsi Primera Liga atau Liga Champions, misalnya? Jika Guardiola jadi mundur, bagaimana kelanjutan skuat Barcelona saat ini? Apakah Messi, Xavi Hernandez, atau Andres Iniesta masih ingin bertahan?
Belum lagi menyinggung faktor pelatih baru. Apakah pelatih baru nanti memahami filosofi Barca? Apakah dia dapat diterima setiap anggota skuat tim? Apakah dia sanggup meladeni tekanan persaingan dengan Madrid-nya Mourinho yang tampak mulai percaya diri?
Segala pertanyaan yang bermunculan menguatkan kesan kalau keputusan mundur bersifat sangat pribadi, jadi haruskah Guardiola memutuskan mundur dari Barcelona saat ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar