Mengunjungi Kota Batavia di Belanda
Batavia Stad atau Kota Batavia ternyata sejak beberapa tahun lalu bisa ditemukan di Belanda, tepatnya di Kota Lelystad, Belanda Utara. Umumnya kita mengenal Batavia sebagai nama kota Jakarta pada masa lalu (1621-1942). Kurang lebih 300-an tahun keberadaan Batavia di wilayah Indonesia selama berkuasanya Belanda di bumi Nusantara.
Pada tahun 1621 pertama kalinya penggunaan nama kota pemerintahan Batavia Stad oleh Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia saat itu, Jan Pieterszoon Coon untuk menggantikan nama dari kota pelabuhan Jayakarta. Wilayah Batavia yang awalnya hanya kota pelabuhan terus berkembang hingga menjadi wilayah Jakarta saat ini. Kata Batavia diambil dari nama salah satu suku bangsa Jerman, Batavier yang merupakan leluhur dari bangsa Belanda juga.
Belanda nampaknya ingin mengenang Batavia tidak hanya sebagai asal usul orang Belanda tetapi juga sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan yang terbesar di wilayah koloninya. Pada tahun 2001 pemerintah Belanda meresmikan kawasan Batavia Stad yang diawali dengan pembukaan Batavia Stad Fashion Outlet dan terus dikembangkan menjadi salah satu yang terbesar di Belanda saat ini.
Pusat perbelanjaan yang terdiri dari toko-toko berbagai produk fashion bermerk terkenal, baik nasional maupun internasional seperti pakaian, sepatu, perhiasan, perlengkapan rumah dan sebagian besar tokonya mewakili suatu merk ternama. Tersedia juga beberapa restoran yang juga sudah terkenal baik bagi masyarakat Belanda maupun secara internasional.
Untuk menarik pengunjung karena lokasi Batavia Stad tidak di pusat Kota Lelystad sebagaimana wilayah perbelanjaan lainnya, maka pertokoan disini dibuka setiap hari atau 7 hari seminggu sebagaimana dalam kampanyenya "365 Days of Fashion in Batavia Stad". Hal ini menarik warga Lelystad dan sekitarnya karena pada hari Minggu sebagian besar pertokoan tutup. Disamping itu toko-toko di Batavia Stad selalu memberikan potongan harga yang cukup menarik.
Yang menarik juga, kawasan perbelanjaan yang terletak di suatu wilayah baru bernama Flevoland ini pada hari kerja tidak padat dan bangunan toko cukup luas, sehingga pengunjung bisa merasa lebih nyaman.
Kawasan Batavia Stad Fashion Outlet dibangun menyerupai suasana awal kota Batavia di Indonesia yang berada dibawah pengendalian suatu kongsi dagang Belada saat itu, VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie). Wilayah pertokoan dikelilingi oleh dinding beton yang tinggi menyerupai bangunan benteng pertahanan serupa dengan yang didirikan VOC di pelabuhan Batavia, Indonesia untuk menjaga wilayah kekuasaannya dari serangan musuh. Di dinding bagian depan kawasan pertokoan dimana tertulis nama Batavia Stad Fashion Outlet dipamerkan senjata meriam seperti yang terdapat di halaman beberapa museum di Indonesia. Pintu gerbang masuk juga berarsitektur model zaman kolonial abad ke-17.
Bangunan pertokoan yang berjumlah lebih dari 100 toko juga dibangun dengan arsitektur abad ke-17 dan sebagian besar terbuat dari kayu. Hanya saja bangunan terlihat lebih modern karena dicat aneka warna yang menarik.
Di kawasan Batavia Stad yang bersebelahan dengan Danau Ijsselmeer terdapat juga pelabuhan kapal yang tidak terlalu besar bernama Batavia Haven. Disini bersandar beberapa kapal layar kuno dan modern. Di pelabuhan ini berlabuh sebuah kapal layar model kuno dengan tiang tinggi sebagaimana ada pada masa kolonial VOC. Kapal tersebut merupakan replika dari kapal layar pada masa itu yang bernama Batavia dan diresmikan penggunaannya pada tahun 1995 oleh Ratu Belanda Beatrix. Keberadaan replika kapal layar Batavia ini yang mengawali dimulainya kawasan Batavia Stad.
Kapal Batavia digunakan VOC pada tahun 1628 untuk berlayar ke Pulau Jawa dan membawa ratusan awak kapal dan penumpang yang akan bekerja di Indonesia, tetapi kapal tersebut kandas di wilayah Australia Barat dan hanya penumpangnya yang bisa melanjutkan perjalanan ke kota pelabuhan Batavia di Pulau Jawa.
Replika kapal ini menjadi salah satu obyek wisata di Batavia Stad dan menjadi alasan pemerintah Belanda memilih nama Batavia Stad dari nama kapal VOC tersebut. Oleh karena itu lokasi kapal berlabuh berada tepat di belakang Batavia Stad Fashion Outlet yang bisa terlihat jelas dari lantai atasrestoran La Place. Sambil menikmati makan an, pengunjung bisa menikmati keindahan kapal kuno dan juga lalu lalangnya kapal-kapal modern besar dan kecil melewati kapal layar Batavia.
Pengunjung tentunya bisa menikmati kondisi dalam kapal layar Batavia dengan membeli tiket masuk obyek wisata Bataviawerf yaitu suatu fasilitas galangan kapal (pembuatan kapal) dan museum yang terletak bersebelahan dengan Batavia Stad Fashion Outlet.
Dalam museum tersebut bisa diketahui cara pembuatan kapal layar pada masa lalu dan juga aktivitas awak kapalnya serta sejarah maritim Belanda. Saat ini tengah dibuat suatu replika kapal layar kuno lainnya yaitu The Seven Provincien yang berlayar pada zaman VOC di Bataviawerf juga.
Selain itu tersedia program wisata khusus bagi anak-anak di Bataviawerf seperti permainan menjadi awak kapal dan bajak laut pada masa dahulu. Pada waktu tertentu juga ada pertunjukan seni seperti teater yang terkait dengan kisah-kisah pelayaran di zaman VOC dan diselenggarakan di dalam kapal layar Batavia.
Fasilitas wisata lainnya adalah Naupar yaitu berlayar dengan kapal layar model VOC atau yang lebih modern yang berlabuh di Batavia Haven. Pengunjung bisa menyewa kapal sehari atau lebih dengan fasilitas pelayaran yang menyenangkan tapi dikenakan biaya yang tidak murah pula.
Berdekatan dengan Batavia Haven ada fasilitas lainnya yaitu Nieuw Land Museum yang menampilkan dokumentasi atau animasi mengenai pembuatan wilayah baru di Belanda seperti wilayah Flevoland dimana kota Lelystad dan Batavia Stad berada. Dahulunya wilayah ini merupakan wilayah berair yang kemudian direklamasi menjadi daratan (polder).
Untuk bisa sampai ke Batavia Stad cukup dengan transportasi darat (mobil, kereta api atau bus) yang memakan waktu kurang lebih 1 jam dari Amsterdam. Memasuki kawasan perbelanjaan Batavia Stad Fashion Outlet tidak dipungut biaya, hanya ke kawasan museum yang dikenakan biaya tertentu dan bisa dilihat di www.bataviastad.nl dan www.bataviawerf.nl.
Mengunjungi Batavia Stad seakan membawa pengunjung ke suasana ratusan tahun yang lalu pada masa VOC berada di Batavia, Indonesia. Sejarah tidak bisa diulangi tapi bisa dibuat seperti hidup kembali sebagaimana yang ingin ditampilkan atau dipertunjukkan di kawasan wisata sejarah dan perbelanjaan Batavia Stad di Lelystad.
Belanda seakan ingin menghidupkan kembali kejayaan kongsi dagang VOC di Batavia (sekarang Jakarta) melalui Batavia Stad Fashion Outlet sebagai pusat fashion outlet yang pertama di Belanda. Batavia tetap memberikan kesan tersendiri bagi bangsa dan pemerintah Belanda. Begitu pula dengan kota Jakarta yang telah berusia 485 tahun setidak-tidaknya cukup besar peran Belanda membangun kota Jakarta selama 300-an tahun. Dirgahayu Jakarta! (Janine Helga Groeneveld Warokka)
Pada tahun 1621 pertama kalinya penggunaan nama kota pemerintahan Batavia Stad oleh Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia saat itu, Jan Pieterszoon Coon untuk menggantikan nama dari kota pelabuhan Jayakarta. Wilayah Batavia yang awalnya hanya kota pelabuhan terus berkembang hingga menjadi wilayah Jakarta saat ini. Kata Batavia diambil dari nama salah satu suku bangsa Jerman, Batavier yang merupakan leluhur dari bangsa Belanda juga.
Belanda nampaknya ingin mengenang Batavia tidak hanya sebagai asal usul orang Belanda tetapi juga sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan yang terbesar di wilayah koloninya. Pada tahun 2001 pemerintah Belanda meresmikan kawasan Batavia Stad yang diawali dengan pembukaan Batavia Stad Fashion Outlet dan terus dikembangkan menjadi salah satu yang terbesar di Belanda saat ini.
Pusat perbelanjaan yang terdiri dari toko-toko berbagai produk fashion bermerk terkenal, baik nasional maupun internasional seperti pakaian, sepatu, perhiasan, perlengkapan rumah dan sebagian besar tokonya mewakili suatu merk ternama. Tersedia juga beberapa restoran yang juga sudah terkenal baik bagi masyarakat Belanda maupun secara internasional.
Untuk menarik pengunjung karena lokasi Batavia Stad tidak di pusat Kota Lelystad sebagaimana wilayah perbelanjaan lainnya, maka pertokoan disini dibuka setiap hari atau 7 hari seminggu sebagaimana dalam kampanyenya "365 Days of Fashion in Batavia Stad". Hal ini menarik warga Lelystad dan sekitarnya karena pada hari Minggu sebagian besar pertokoan tutup. Disamping itu toko-toko di Batavia Stad selalu memberikan potongan harga yang cukup menarik.
Yang menarik juga, kawasan perbelanjaan yang terletak di suatu wilayah baru bernama Flevoland ini pada hari kerja tidak padat dan bangunan toko cukup luas, sehingga pengunjung bisa merasa lebih nyaman.
Kawasan Batavia Stad Fashion Outlet dibangun menyerupai suasana awal kota Batavia di Indonesia yang berada dibawah pengendalian suatu kongsi dagang Belada saat itu, VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie). Wilayah pertokoan dikelilingi oleh dinding beton yang tinggi menyerupai bangunan benteng pertahanan serupa dengan yang didirikan VOC di pelabuhan Batavia, Indonesia untuk menjaga wilayah kekuasaannya dari serangan musuh. Di dinding bagian depan kawasan pertokoan dimana tertulis nama Batavia Stad Fashion Outlet dipamerkan senjata meriam seperti yang terdapat di halaman beberapa museum di Indonesia. Pintu gerbang masuk juga berarsitektur model zaman kolonial abad ke-17.
Bangunan pertokoan yang berjumlah lebih dari 100 toko juga dibangun dengan arsitektur abad ke-17 dan sebagian besar terbuat dari kayu. Hanya saja bangunan terlihat lebih modern karena dicat aneka warna yang menarik.
Di kawasan Batavia Stad yang bersebelahan dengan Danau Ijsselmeer terdapat juga pelabuhan kapal yang tidak terlalu besar bernama Batavia Haven. Disini bersandar beberapa kapal layar kuno dan modern. Di pelabuhan ini berlabuh sebuah kapal layar model kuno dengan tiang tinggi sebagaimana ada pada masa kolonial VOC. Kapal tersebut merupakan replika dari kapal layar pada masa itu yang bernama Batavia dan diresmikan penggunaannya pada tahun 1995 oleh Ratu Belanda Beatrix. Keberadaan replika kapal layar Batavia ini yang mengawali dimulainya kawasan Batavia Stad.
Kapal Batavia digunakan VOC pada tahun 1628 untuk berlayar ke Pulau Jawa dan membawa ratusan awak kapal dan penumpang yang akan bekerja di Indonesia, tetapi kapal tersebut kandas di wilayah Australia Barat dan hanya penumpangnya yang bisa melanjutkan perjalanan ke kota pelabuhan Batavia di Pulau Jawa.
Replika kapal ini menjadi salah satu obyek wisata di Batavia Stad dan menjadi alasan pemerintah Belanda memilih nama Batavia Stad dari nama kapal VOC tersebut. Oleh karena itu lokasi kapal berlabuh berada tepat di belakang Batavia Stad Fashion Outlet yang bisa terlihat jelas dari lantai atasrestoran La Place. Sambil menikmati makan an, pengunjung bisa menikmati keindahan kapal kuno dan juga lalu lalangnya kapal-kapal modern besar dan kecil melewati kapal layar Batavia.
Pengunjung tentunya bisa menikmati kondisi dalam kapal layar Batavia dengan membeli tiket masuk obyek wisata Bataviawerf yaitu suatu fasilitas galangan kapal (pembuatan kapal) dan museum yang terletak bersebelahan dengan Batavia Stad Fashion Outlet.
Dalam museum tersebut bisa diketahui cara pembuatan kapal layar pada masa lalu dan juga aktivitas awak kapalnya serta sejarah maritim Belanda. Saat ini tengah dibuat suatu replika kapal layar kuno lainnya yaitu The Seven Provincien yang berlayar pada zaman VOC di Bataviawerf juga.
Selain itu tersedia program wisata khusus bagi anak-anak di Bataviawerf seperti permainan menjadi awak kapal dan bajak laut pada masa dahulu. Pada waktu tertentu juga ada pertunjukan seni seperti teater yang terkait dengan kisah-kisah pelayaran di zaman VOC dan diselenggarakan di dalam kapal layar Batavia.
Fasilitas wisata lainnya adalah Naupar yaitu berlayar dengan kapal layar model VOC atau yang lebih modern yang berlabuh di Batavia Haven. Pengunjung bisa menyewa kapal sehari atau lebih dengan fasilitas pelayaran yang menyenangkan tapi dikenakan biaya yang tidak murah pula.
Berdekatan dengan Batavia Haven ada fasilitas lainnya yaitu Nieuw Land Museum yang menampilkan dokumentasi atau animasi mengenai pembuatan wilayah baru di Belanda seperti wilayah Flevoland dimana kota Lelystad dan Batavia Stad berada. Dahulunya wilayah ini merupakan wilayah berair yang kemudian direklamasi menjadi daratan (polder).
Untuk bisa sampai ke Batavia Stad cukup dengan transportasi darat (mobil, kereta api atau bus) yang memakan waktu kurang lebih 1 jam dari Amsterdam. Memasuki kawasan perbelanjaan Batavia Stad Fashion Outlet tidak dipungut biaya, hanya ke kawasan museum yang dikenakan biaya tertentu dan bisa dilihat di www.bataviastad.nl dan www.bataviawerf.nl.
Mengunjungi Batavia Stad seakan membawa pengunjung ke suasana ratusan tahun yang lalu pada masa VOC berada di Batavia, Indonesia. Sejarah tidak bisa diulangi tapi bisa dibuat seperti hidup kembali sebagaimana yang ingin ditampilkan atau dipertunjukkan di kawasan wisata sejarah dan perbelanjaan Batavia Stad di Lelystad.
Belanda seakan ingin menghidupkan kembali kejayaan kongsi dagang VOC di Batavia (sekarang Jakarta) melalui Batavia Stad Fashion Outlet sebagai pusat fashion outlet yang pertama di Belanda. Batavia tetap memberikan kesan tersendiri bagi bangsa dan pemerintah Belanda. Begitu pula dengan kota Jakarta yang telah berusia 485 tahun setidak-tidaknya cukup besar peran Belanda membangun kota Jakarta selama 300-an tahun. Dirgahayu Jakarta! (Janine Helga Groeneveld Warokka)