Juventus tercatat belum terkalahkan di ajang Serie A dalam 42 laga terakhir. Tim besutan Antonio Conte dan Massimo Carrera tanpa ampun menghancurkan setiap lawan yang mereka temui di Serie A seja Mei 2011. Meski begitu, deskripsi tersebut tidak sepenuhnya akurat. Data menunjukkan bahwa dominasi Juventus atas tim-tim Italia merupakan fenomena yang terbilang baru
Pertama-tama, dari 42 laga tak terkalahkan, Juventus mencatat 26 kemenangan dan 16 hasil seri. Artinya, secara keseluruhan, kemenangan mereka terkait dengan kurang dari dua per tiga laga yang mereka lakoni. Sepanjang Februari dan Maret 2012, Juve kehilangan delapan poin setelah menelan empat hasil imbang secara beruntun. Saat itu, jurnalis Italia mengklaim pasukan bianconeri menjadi korban “pareggite” (sindrom-seri), dan sepertinya gelar juara akan jatuh ke kubu Milan, mengingat kala itu tim asuhan Massimiliano Allegri, yang dipimpin Zlatan Ibrahimovic, unggul empat angka di klasemen.
Bermula dari laga setelah periode itulah statistik performa Juve di Serie A menjadi “paranormal”, dan klub Turin mulai menapaki jalan menuju kampiun Italia.
Udara berubah di sebuah malam di stadion Artemio Franchi di Florence. Dibantu dengan keadaan tim lawan bermain dengan sepuluh pemain sejak babak pertama akibat mendapat kartu merah, Juventus memporak-porandakan Fiorentina yang tampil tanpa Jovetic, menghancurkan klub Tuscany dengan skor telak 5-0.
Sejak saat itu, anak-anak asuh Conte melakoni setiap laga dengan sungguh-sungguh. Sejak kemenangan telak atas Fiorentina, 14 laga terakhir Juventus di Serie A, termasuk tiga di musim ini, mencatat 13 kemenangan serta satu hasil imbang. Satu-satunya masa di mana Juventus gagal memetik kemenangan adalah pada laga kandang menghadapi Lecce, yang akan terdegradasi, ketika blunder fatal Gianluigi Buffon memungkinkan lawan mereka menyamakan kedudukan di menit-menit terakhir.
Pada 14 laga yang dimaksud, rata-rata Juventus kebobolan satu gol setiap 260 menit. Selain gol pada laga kontra Lecce, Buffon dan rekan-rekan setimnya hanya kebobolan dalam empat laga lainnya: yaitu ketika menjamu Lazio, ketika Alessandro Del Piero menyapa para pendukungnya dengan berjalan keliling lapangan pada laga eksibisi kontra Atalanta, laga kontra Udinese musim ini (di mana Juve menang 4-0), dan terakhir ketika menghadapi Genoa Minggu lalu.
Gol yang dicetak oleh Ciro Immobile di Genoa adalah kali pertama dalam 14 laga terakhir di mana Juventus gagal menyamakan kedudukan di akhir babak pertama. Namun, ada lima pertandingan lain di mana babak pertama berakhir dengan skor 0-0, dan skor akhirnya adalah 1-1. Juventus berhasil memenangkan laga di babak kedua dalam tujuh laga.
Ini merupakan studi sederhana mengenai performa di babak kedua yang memaparkan kepada kita mengenai tim pemecah rekor ini. Jumlah gol yang dicetak dalam 14 laga terakhir adalah 36, namun proporsi antara dua babak sangat tidak seimbang. Sebanyak 12 gol ditorehkan di babak pertama, sementara jumlah gol yang dicetak di 45 menit pertama adalah dua kali lipat (24).
Sepertinya jelas bahwa Juventus mengalahkan lawan-lawan mereka berkat kondisi fisik yang lebih baik serta taktik yang memungkinkan mereka membuat tim lawan kelelahan sebelum menghabisi mereka tanpa ampun. Pada beberapa kesempatan, kita bahkan menyaksikan anak-anak asuh Conte masih bergerak lincah di lapangan sementara tim lawan sudah terlihat kelelahan.
Hal itu kembali terjadi Minggu lalu di Genoa, di mana kubu tuan rumah tampil menjanjikan selama setidaknya satu jam (dan mungkin layak mencetak lebih dari satu gol), tapi kemudian stamina mereka memudar pada 30 menit terakhir dan kebobolan tiga gol, seolah-olah mengimbangi permainan Juventus telah menyerap energi mereka.
Kini Juventus akan kembali ke pentas Eropa dan menyambangi Chelsea, menarik untuk disaksikan apakah pasukan bianconeri mampu menampilkan performa impresif yang sama di London.Pertandingan ini juga akan memberikan gambaran apakah (kualitas) jawara Italia sejajar dengan kampiun Eropa.
Setelah itu, Juventus akan kembali ke liga domestik di mana mereka akan berupaya memecahkan rekor legendaris Milan di bawah asuhan Arrigo Sacchi, pada kurun 1990-91 dan 1992-93, di mana mereka berhasil membukukan rekor 58 laga tanpa terkalahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar