Senin, 08 Juli 2013

Kaitan Autisme dan Minimnya Bakteri Usus


Kasus autisme ternyata juga berhubungan dengan kadar bakteri di saluran pencernaan. Studi terbaru berskala kecil mengindikasikan, jumlah bakteri yang sedikit di saluran pencernaan berhubungan dengan autisme pada anak.



Para ahli menganalisa bakteri usus dalam sampel feses yang diambil dari 40 anak. Setengah dari jumlah peserta penelitian ini merupakan anak penyandang autisme, dan setengah lainnya non-autisme.
Hasil kajian menunjukkan, sampel yang diambil dari anak penyandang autisme memiliki tipe/jenis bakteri usus yang lebih sedikit. Kondisi ini membuat mereka menjadi lebih rentan terhadap ancaman bakteri berbahaya.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLos One itu juga menemukan, anak penyandang autisme memiliki tiga tipe bakteri usus penting (bakteri baik) dengan kadar yang jauh lebih sedikit dibanding anak non autisme.
Rosa Krajmalnik-Brown, pimpinan riset dari Biodesign Institute Arizona State University AS mengatakan, studi ini dilatarbelakangi permasalahan pencernaan yang kerap dialami  anak autistik. Bahkan, permasalahan pencernaan ini tetap muncul hingga mereka dewasa.
"Hasil penelitian menunjukkan, ketika masalah (pencernaan) ini dapat kita atasi, maka perilaku mereka juga menunjukkan perbaikan secara dramatis ," paparnya.
Autisme merupakan gangguan perkembangan saraf yang memiliki skala ringan hingga parah. Autisme dapat mempengaruhi kemampuan sosial dan komunikasi pengidapnya.
Para peneliti mengatakan, hasil studi ini dapat merujuk pada cara baru untuk mengatasi gangguan pencernaan yang berhubungan dengan autisme, memperbaiki diagnosa, mencegah, dan mengatasi autisme itu sendiri.
Studi sebelumnya menunjukkan bakteri usus memiliki peran yang besar dalam fungsi-fungsi vital dalam tubuh, termasuk pencernaan, mengontrol berat badan, regulasi sistem imun dan produksi sel saraf yang berdampak pada otak dan perilaku.
Meskipun studi ini menunjukkan adanya kemungkinan hubuungan  antara jumlah bakteri usus dan autisme, tetapi belum membuktikan adanya hubungan sebab-akibat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar