Seorang pria berusia 91 tahun, Sy Perlis, punya hobi yang tidak biasa. Angkat beban layaknya lifter profesional. Perlis bahkan telah memecahkan rekor pada sebuah asosiasi angkat beban, World Association of Benchers and Deadlifters di Phoenix, AS. Ia berhasil mengangkat beban seberat 84,9 kg, dilasnir USAToday, Jumat, 13 Juni 2013.
Rekor asosiasi angkat beban untuk usia lebih dari 90 tahun sebelumnya yaitu 61 kg tercipta pada 2005. Perlis memang tergolong unik. Pada usia itu yang mana rata-rata orang manula menghindari latihan angkat beban. Tapi kata presiden asosiasi, Gus Rethwisch, Perlis melakukan hal sebaliknya. Ia telah menjadi atlet.
"Kami sudah banyak atlet angkat beban usia pertengahan maupun penghujung 80 tahun, tapi kadang-kadang kami mendapatkan salah satu orang berusia 90 maupun lebih. Tapi mereka tak pernah terinspirasi seperti Perlis," kata Rethwisch.
Perlis diketahui mulai mencoba angkat beban saat ia berumur 60. Atas saran pelatih, ia mulai memasuki kompetisi lima tahun berselang.
Saat berkompetisi untuk divisi usia 85 dan 89 tahun, Perlis sudah memenangkan titel nasional pada 2009 dan titel dunia pada 2010 dan 2011, untuk kategori 82 kg. Prestasinya itu membuat dia yakin untuk melakukan hal yang bisa menguji kekuatannya.
"Saya merasa mendapatkan banyak kepuasan dari itu, dan membuat saya merasa baik. Itu baik untuk saya," kata Perlis.
Kepala Clinical Gerontology Branch dari National Institute on Aging, Chhanda Dutta, mengatakan terdapat kesalahpahaman umum soal olahraga di usia manula adalah tidak aman. Alih-alih berisiko bagi manula, riset menunjukkan olahraga malah mengurangi risiko manula terserang penyakit kronis.
"Risiko dari gaya hidup duduk terus menerus jauh lebih besar daripada gaya hidup yang berolahraga," kata Dutta.
Meski sukses menjadi lifter pada usia senjanya, hobi Perlis itu bukan tanpa insiden. Perlis tercatat pernah mengalami cedera. Menurut Pelatih Perlin, Reid Solar, pria berusia 91 tahun itu pernah menjalani operasi hernia dan alat pacu jantung.
Rekor asosiasi angkat beban untuk usia lebih dari 90 tahun sebelumnya yaitu 61 kg tercipta pada 2005. Perlis memang tergolong unik. Pada usia itu yang mana rata-rata orang manula menghindari latihan angkat beban. Tapi kata presiden asosiasi, Gus Rethwisch, Perlis melakukan hal sebaliknya. Ia telah menjadi atlet.
"Kami sudah banyak atlet angkat beban usia pertengahan maupun penghujung 80 tahun, tapi kadang-kadang kami mendapatkan salah satu orang berusia 90 maupun lebih. Tapi mereka tak pernah terinspirasi seperti Perlis," kata Rethwisch.
Perlis diketahui mulai mencoba angkat beban saat ia berumur 60. Atas saran pelatih, ia mulai memasuki kompetisi lima tahun berselang.
Saat berkompetisi untuk divisi usia 85 dan 89 tahun, Perlis sudah memenangkan titel nasional pada 2009 dan titel dunia pada 2010 dan 2011, untuk kategori 82 kg. Prestasinya itu membuat dia yakin untuk melakukan hal yang bisa menguji kekuatannya.
"Saya merasa mendapatkan banyak kepuasan dari itu, dan membuat saya merasa baik. Itu baik untuk saya," kata Perlis.
Kepala Clinical Gerontology Branch dari National Institute on Aging, Chhanda Dutta, mengatakan terdapat kesalahpahaman umum soal olahraga di usia manula adalah tidak aman. Alih-alih berisiko bagi manula, riset menunjukkan olahraga malah mengurangi risiko manula terserang penyakit kronis.
"Risiko dari gaya hidup duduk terus menerus jauh lebih besar daripada gaya hidup yang berolahraga," kata Dutta.
Meski sukses menjadi lifter pada usia senjanya, hobi Perlis itu bukan tanpa insiden. Perlis tercatat pernah mengalami cedera. Menurut Pelatih Perlin, Reid Solar, pria berusia 91 tahun itu pernah menjalani operasi hernia dan alat pacu jantung.
Perlis tercatat juga pernah patah pada pergelangan tangan saat berkunjung ke dokter lima pekan setelah cedera. Ia didioagnosa mengalami radang sendi akut. Mengingat pernah operasi alat pacu jantung, Solar tidak mengizinkan Perlis turut serta dalam kompetisi di 2012.
"Kesehatan adalah yang utama. Saya melakukannya pada orang yang lebih muda juga. Usia tidak masalah dalam hal ini," kata Solar.
Sepanjang menjalani hobinya itu, Perlis berlatih lima hari selama sepekan. Ia rutin melatih ngkat beban dengan gaya khusus sepekan sekali. Melihat tekad kuat Perlin, istrinya, Joan yang berusia 69 tahun selalu mendukung sang suami agar tetap aktif pada hobinya itu.
"Saya selalu mengatakan jika bukan karena suami saya, saya akan di rumah menonton televisi. Dia motivator saya yang membuat saya berkembang," kata Joan.
"Kesehatan adalah yang utama. Saya melakukannya pada orang yang lebih muda juga. Usia tidak masalah dalam hal ini," kata Solar.
Sepanjang menjalani hobinya itu, Perlis berlatih lima hari selama sepekan. Ia rutin melatih ngkat beban dengan gaya khusus sepekan sekali. Melihat tekad kuat Perlin, istrinya, Joan yang berusia 69 tahun selalu mendukung sang suami agar tetap aktif pada hobinya itu.
"Saya selalu mengatakan jika bukan karena suami saya, saya akan di rumah menonton televisi. Dia motivator saya yang membuat saya berkembang," kata Joan.