Rumah baru ini lebarnya hanya 1,2 meter, namun memiliki kamar mandi, dapur, dan sebuah kamar tidur. Penghuni pertamanya, penulis asal Israel, pindah akhir pekan lalu.
Arsitek Jakub Szczesny mengatakan Jumat lalu bahwa ia merancang rumah dua lantai yang terbuat dari aluminium dan plastik ini tiga tahun lalu untuk mengisi ruang kosong antara rumah periode pra-perang dan sebuah blok apartemen modern di tengah kota Warsawa.
Yayasan Seni Modern Polandia dan Balai Kota Warsawa turut mendanai proyek ini, yang menurut mereka adalah sebuah karya seni. Namun tempat ini tak mudah ditinggali penghuninya.
Bangunan bentuk segitiga ini tingginya 9 meter dan memiliki panjang 10 meter dari depan ke belakang.
Metal serta pipa aluminium mendukung struktur utamanya setinggi 3 meter di atas tanah, para pengunjung akan menaiki tangga metal dan menyelinap melalui sebuah lubang untuk memasuki gedung ini.
Di lantai dasar terdapat toilet serta pancuran air, dapur lengkap dengan lemari serta bak cuci piring, meja untuk dua orang, dan sofa bean bag. Terdapat tangga besi untuk naik ke lantai dua, di situ ada kasur ukuran dobel, meja, dan sebuah kursi.
Pada konferensi pers Jumat lalu, Szczesny mengatakan bahwa bangunan ini mencapai dua tujuan: mengisi ruang kota yang kosong serta menghubungkan antara tragedi Perang Dunia II di Warsawa, saat lebih dari setengah kota hancur, dengan bangunan modern yang muncul sesudahnya.
Penghuni pertama yang pindah Sabtu lalu adalah Etgar Keret, penulis asal Israel yang kerabatnya meninggal di Polandia saat Holocaust.
"Ini semacam peringatan untuk keluarga saya," kata Keret. Keluarga ayah dan ibunya tewas saat Holocaust saat Nazi Jerman menduduki Polandia. Kakek dari pihak ayahnya pun meninggal di Warsawa pada 1944 saat melawan Nazi.
Bangunan itu diberi nama Keret House, dari nama keluarga si penulis Israel tersebut.
Menurut Keret, ia hanya mengunjungi Warsawa dua kali setahun, maka penghuni lain bisa ikut merasakan hidup di rumah sempit ini secara gratis.
Arsitek Jakub Szczesny mengatakan Jumat lalu bahwa ia merancang rumah dua lantai yang terbuat dari aluminium dan plastik ini tiga tahun lalu untuk mengisi ruang kosong antara rumah periode pra-perang dan sebuah blok apartemen modern di tengah kota Warsawa.
Yayasan Seni Modern Polandia dan Balai Kota Warsawa turut mendanai proyek ini, yang menurut mereka adalah sebuah karya seni. Namun tempat ini tak mudah ditinggali penghuninya.
Bangunan bentuk segitiga ini tingginya 9 meter dan memiliki panjang 10 meter dari depan ke belakang.
Metal serta pipa aluminium mendukung struktur utamanya setinggi 3 meter di atas tanah, para pengunjung akan menaiki tangga metal dan menyelinap melalui sebuah lubang untuk memasuki gedung ini.
Di lantai dasar terdapat toilet serta pancuran air, dapur lengkap dengan lemari serta bak cuci piring, meja untuk dua orang, dan sofa bean bag. Terdapat tangga besi untuk naik ke lantai dua, di situ ada kasur ukuran dobel, meja, dan sebuah kursi.
Pada konferensi pers Jumat lalu, Szczesny mengatakan bahwa bangunan ini mencapai dua tujuan: mengisi ruang kota yang kosong serta menghubungkan antara tragedi Perang Dunia II di Warsawa, saat lebih dari setengah kota hancur, dengan bangunan modern yang muncul sesudahnya.
Penghuni pertama yang pindah Sabtu lalu adalah Etgar Keret, penulis asal Israel yang kerabatnya meninggal di Polandia saat Holocaust.
"Ini semacam peringatan untuk keluarga saya," kata Keret. Keluarga ayah dan ibunya tewas saat Holocaust saat Nazi Jerman menduduki Polandia. Kakek dari pihak ayahnya pun meninggal di Warsawa pada 1944 saat melawan Nazi.
Bangunan itu diberi nama Keret House, dari nama keluarga si penulis Israel tersebut.
Menurut Keret, ia hanya mengunjungi Warsawa dua kali setahun, maka penghuni lain bisa ikut merasakan hidup di rumah sempit ini secara gratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar